Cerita Kita Masih Sama: Tak Bersama

Pagi ini masih bangun dengan sedikit sakit di leher. Hiks. Ini gegara tidur tak beraturan, semaunya. Al hasil, tengok kanan kiri pun tersiksa. Salah bantal, begitu sih kata orang-orang tua. Tapi kalau kejadian yang menimpa saya, sebut saja “salah sendiri”, jangan nyalahin bantal. Haha 😛

Hari ini masih ada sederet agenda yang tercatat dalam buku DL saya. Ini itu, ini itu. Sedikit membuat sakit di leher tadi naik ke kepala, haha. Tapi alhamdulillah banget nih, secara perlahan entah bagaimana TL FB saya berisi dengan status status yang menginspirasi. Jadi sebuah kebahagiaan sendiri. Ada yang cerita tentang sekolahnya, rumah tangganya, kerjaannya, dakwahnya, share materi materi Islam, info dunia dan nasional, aaaah… senang senang senang… Walaupun ada juga sebagian kecil yang apdet puisi romantis (ikutan tersipu, padahal buat siapa tau), ada yang bikin status ngelucu (pasti ketawa), ada yang curhat tentang kegalauannya-lah, haha, tapi semua masih dalam koridor ‘membangkitkan semangat’ lah intinya. So, terima kasih banyak teman teman :’)

Mungkin begitulah ‘orang baik’. Mereka melalui hidupnya dengan jalur yang ‘baik’ dan memberikan efek ‘baik’ pada orang lain, yang mungkin tidak mereka sadari. Bukankah ini spesial? Spesial banget buat saya mah.

Oke, setelah ngalor ngidul ke sana sini, akhirnya saya ingat apa yang tadi mau saya tulis. Haha, begini nih kalau nulis tanpa rencana. Udah nulis aja, tapi suka lupa tadi intinya mau apa. Tapi biasanya sih langsung ke-publish kalo momen begini. Justru kalo yang direncana-in, malah sering tertunda, dua apa tiga hari gitu. *Ga jelas*

Jadi saya mau nulis apa? Ehe, sebenarnya ada beberapa ide. Tetapi mungkin ada satu yang beneran mau saya sampaikan, saat ini. Yang lain, nanti. Oh iya, ini bukan karena ada demam AADC-Line ya saya jadi ikutan berpuisi. Haha, ini mah udah lama terpendam, tapi baru inget banget untuk diungkapkan. Atau lebih tepatnya, dijadikan catatan ‘sejarah’ saja.

Jika diam membuatmu mengerti,

aku tlah lama diam.

Jika nyaring kata mengiringkan asa,

sejak dulu aku bercerita

Hanya jika dan rupanya aku masih belajar mengurai makna

Rupanya, cerita kita masih sama.

 

Semburat pagi, tak ada beda

Bagimu, kita tak pernah ada.

 Saulriets Jurmala, Latvija (Sunset in Jurmala, Latvia)

 Cerita kita masih sama: tak bersama.

One thought on “Cerita Kita Masih Sama: Tak Bersama

Leave a comment